Beranda | Artikel
Adakah Shiratal Mustaqim Dan Bagaimana Sifatnya?
Rabu, 13 April 2016

ADAKAH SHIRATAL MUSTAQIM DAN BAGAIMANA SIFATNYA?

Pertanyaan.
Apakah benar di akhirat nanti ada jembatan sirâtthal Mustaqim yang tajam bagai pedang, yang tipis bagai rambut yang akan di lewati oleh manusia yang disana berdiri Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk  mendoakan umatnya. Mohon jawabannya ! Jazakallah khairan.

Jawaban.
Ya, memang benar. Di hari akhirat ada Shirâth (tetapi istilahnya bukan shirâthal mustaqîm, karena shirâthal mustaqîm maksudnya adalah Dînul Islam), bahkan di antara prinsip aqidah Ahlu Sunnah yang harus diimani dan dipahami secara benar adalah, beriman akan adanya shirâth di hari kiamat kelak. Yaitu jembatan yang dijelaskan oleh banyak Ulama dalam kitab-kitab aqidah sebagai jembatan yang dibentangkan di atas api nereka, yang lebih tajam dari mata pedang dan lebih halus dari rambut, sebagaimana dijelaskan oleh salah seorang shahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Sa’id al-Khudriy.[1] :

بَلَغَنِي أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ وَ أَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ

(Abu Sa’id Radhiyallahu anhu mengatakan) Aku diberitahu bahwa jembatan itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari mata pedang

Jembatan akan dilewati oleh setiap insan setelah pengadilan di padang mahsyar.

Ketika menjelaskan keadaa orang-orang yang akan melewati shirât, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

فَيَمُرُّ أوَّلُكُمْ كَالبَرْقِ  قُلْتُ : بأبي وَأمِّي ، أيُّ شَيءٍ كَمَرِّ البَرقِ ؟ قَالَ : ألَمْ تَرَوا كَيْفَ يمُرُّ وَيَرْجِعُ في طَرْفَةِ عَيْن ، ثُمَّ كَمَرّ الرِّيحِ ، ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ ، وَشَدِّ الرِّجَال تَجْري بهمْ أعْمَالُهُمْ ، وَنَبيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّراطِ ، يَقُولُ : رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ

‘Orang pertama diantara kalian akan melewatinya dengan secepat kilat,’ Aku berkata, “Demi bapak dan ibuku !Apakah yang secepat kilat itu ? Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Tidakkah kalian dia lewat dan kembali lagi dalam waktu, kemudian ada secepat tiupan angin, ada yang seperti (terbangnya) burung dan ada yang seperti larinya lelaki tangguh. Mereka dibawa oleh amal perbuatan mereka. Pada hari itu, nabi kalian Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di atas shirât sambil berdo’a : Wahai Rabb, Selamatkanlah ! Selamatkanlah ! [HR. al-Bukhari dan Muslim]

Dari hadits shahih ini dan hadits lain yang senada, kita dapat mengetahui bahwa shirâth itu benar-benar ada. Dan pertanyaan, “Benarkah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri disana dan mendo’akan umatnya ?” sudah terjawab dengan hadits di atas.

Karena itu para Salafus Shalih serta para Ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah semenjak dahulu telah bersepakat tentang wajibnya mengimani shirâth ini dan bahwa beriman terhadap hal ini merupakan salah satu pokok aqidah Ahlu Sunnah wal jama’ah. Hal ini misalnya dapat dilihat pada kitab-kitab para Ulama yang membahas masalah shirâth, misalnya kitab-kitab syarah hadits, Kitâb Aqîdah Wasithiyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Irsyâdu as-Sâri Syarh Syarhis Sunnah lil Baghawi dan lain-lain.

Wallahu a’lam.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XV/1433H/2012M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
________
Footnote
[1]  HR. Muslim, no. 183 (302). Lihat, Syarah Aqidah ahlussunnah wal Jama’ah, Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, hlm. 326


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/4639-adakah-shiratal-mustaqim-dan-bagaimana-sifatnya.html